Lumajang adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Lumajang tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya seperti pegunungan, pantai, dan air terjun, tetapi juga memiliki sejarah yang kaya.
Setiap kecamatan ini memiliki keunikan tersendiri dan sering kali menjadi tujuan wisata karena keindahan alamnya serta kekayaan budaya yang ada di sana.
Lumajang sering dijuluki sebagai "Kota Pisang". Julukan ini diberikan karena Lumajang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil pisang terbesar di Indonesia, khususnya pisang Agung yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Selain itu, Lumajang juga memiliki julukan sebagai "Kota Banana" dalam bahasa Inggris, yang merujuk pada kekayaan hasil buminya, terutama pisang.
Selain itu, Lumajang juga dikenal dengan berbagai julukan lain yang berkaitan dengan kekayaan alam dan budaya, seperti "Kota Seribu Air Terjun" karena banyaknya air terjun indah yang tersebar di wilayahnya.
Lumajang memiliki beragam tradisi yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakatnya. Berikut adalah beberapa tradisi yang terkenal di Lumajang:
Deskripsi: Upacara Keboan adalah tradisi unik yang dilakukan di beberapa daerah di Lumajang, terutama di Desa Senduro. Upacara ini melibatkan masyarakat yang berperan sebagai kerbau (kebo) untuk melakukan ritual tolak bala, sebagai simbol permohonan keselamatan dan keberkahan bagi desa.
Waktu Pelaksanaan: Biasanya dilakukan pada saat musim tanam padi.
Deskripsi: Sambatan adalah tradisi gotong royong yang masih kental di masyarakat Lumajang. Dalam tradisi ini, masyarakat bekerja sama untuk membantu sesama dalam kegiatan besar, seperti membangun rumah, menanam padi, atau kegiatan lainnya.
Nilai Budaya: Tradisi ini mencerminkan nilai kebersamaan, solidaritas, dan saling tolong-menolong.
Deskripsi: Nyadran adalah tradisi ziarah ke makam leluhur yang dilakukan oleh masyarakat Lumajang. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus permohonan keselamatan dan keberkahan.
Waktu Pelaksanaan: Menjelang bulan Ramadan.
Deskripsi: Tayub adalah seni tari tradisional yang biasanya dipentaskan dalam acara-acara pernikahan atau hajatan lainnya. Tari Tayub ini diiringi dengan gamelan dan diikuti oleh penari-penari perempuan yang mengenakan pakaian tradisional.
Fungsi Sosial: Selain sebagai hiburan, Tayub juga merupakan media untuk mempererat hubungan sosial masyarakat.
Deskripsi: Petik Laut adalah upacara adat yang dilakukan oleh para nelayan di Lumajang sebagai bentuk syukur atas hasil laut yang melimpah. Upacara ini biasanya diisi dengan pelepasan sesaji ke laut sebagai simbol persembahan kepada penguasa laut.
Waktu Pelaksanaan: Biasanya dilakukan setiap tahun, pada waktu tertentu yang ditentukan oleh masyarakat setempat.
Deskripsi: Tradisi ini adalah salah satu bentuk syukuran masyarakat Lumajang yang diadakan di desa-desa tertentu. Tumpeng sewu adalah tumpeng berjumlah seribu yang disiapkan oleh masyarakat sebagai bentuk ungkapan syukur atas panen atau keberhasilan lainnya.
Waktu Pelaksanaan: Tergantung pada peristiwa atau syukuran yang dirayakan.
Deskripsi: Meski asalnya dari Ponorogo, seni Reog juga sangat populer di Lumajang dan sering ditampilkan dalam berbagai acara adat dan perayaan. Pertunjukan Reog ini melibatkan penari yang mengenakan topeng singa besar (barongan) dan diiringi oleh musik tradisional.
Waktu Pelaksanaan: Sering ditampilkan pada acara-acara besar seperti perayaan Hari Kemerdekaan atau acara adat lainnya.
Deskripsi: Tradisi ini mirip dengan Petik Laut, tetapi lebih fokus pada pelepasan sesaji ke laut atau sungai sebagai bentuk permohonan keselamatan dari bencana alam. Larung Sesaji ini biasanya dilakukan di tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat.
Waktu Pelaksanaan: Dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu yang dianggap penting oleh masyarakat setempat.
Tradisi-tradisi ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya yang ada di Lumajang, serta bagaimana masyarakatnya menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka dari generasi ke generasi.
0 Komentar